Cinta.. Semua orang pasti tahu apa itu cinta dan hampir semua orang pernah merasakannya. Dari yang muda sampai yang tua, bahkan kini anak kecil pun sudah tak sungkan lagi membicarakan tentang cinta. Karena cinta tidak mengenal tingkatan usia.
Lalu apa yang membedakannya??
Yang membedakan dari semua itu adalah implementasi mereka terhadap cinta. Cinta seorang anak kecil berusia 9 tahun jelas berbeda dengan cinta seorang remaja berusia 19 tahun. Meskipun mereka berdua sama-sama menyukai lawan jenisnya. Namun, implementasi mereka sangat berbeda.
Cinta Seorang Anak Kecil. Pengaruh globalisasi melalui media televisi rupanya telah membuat kata "cinta" tidak asing lagi ditelinga anak kecil. Bahkan bocah TK pun kini sudah mulai cinta-cintaan. Jika mereka ditanya tentang cinta, biasanya wajah mereka langsung memerah dan tersenyum sumringah, ada yang memilih terdiam malu namun ada juga yang menjawab sambil malu-malu. Dan jika mereka sudah cerita tentang cintanya, apalagi tentang masalah "pacar". Cerita itu seolah membuat perut kita tergelitik dibuatnya. Mencoba menahan tawa sebisa mungkin untuk menghormati cerita dari si belia ini. Karena sifatnya yang masih lugu, rasa cinta mereka terhadap lawan jenis pun lebih ditunjukkan akan persahabatan. Mungkin yang mereka katakan "cinta" sebenarnya bukanlah "cinta" akan tetapi rasa tertarik atau rasa empati terhadap lawan jenis. Biasanya faktor yang membuat mereka menyukai lawan jenis karena faktor fisik (entah imut, manis, cantik/ganteng) dan kebaikannya.
Cinta Seorang Anak ABG (Anak Baru Gede). Biasanya, pada saat ABG mereka baru merasakan pertama kalinya jatuh cinta. Meskipun tak selama nya cinta pertama mejadi "pacar". Namun, disinilah letak pengalaman berharganya, yang akan tersimpan dalam memori seumur hidup. Cinta bagi para ABG mungkin sekedar hanya untuk masa itu. Masih jauh bayangan dari hal yang namanya pernikahan.
Cinta Seorang Remaja. Pada masa remaja, mereka baru menyadari bahwa tak selamanya cinta itu indah. Terkadang cinta juga menyakitkan. Dan masalah tentang percintaan pun muncul sedikit lebih rumit. Disakiti, mencintai pacar orang, perselingkuhan, galau, dan masalah lainnya. Namun, dengan ada masalah tersebut akan membuat mereka lebih dewasa dan memperkaya pengalaman. Hal negatifnya adalah pada masa ABG dan Remaja, cinta terkadang membutakan mata kita sehingga hal ini yang menjadi daerah "rawan" agar kita lebih berhati-hati dan menjaga diri. Untuk mencegahnya, hal yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Cinta Dewasa. Pada tahapan ini, mencari pasangan bukan sekedar untuk "pacaran". Namun, untuk masa depan yaitu ikatan suci pernikahan. Cinta disini sudah bukan lagi main-main, namun hal yang serius. Bukan lagi sekedar tampang yang dilihat dari lawan jenis namun hatinya dan faktor lain tergantung dari masing-masing individu. Cinta dewasa biasanya lebih ditentukan oleh jodoh. Karena disinilah kita akhirnya diperlihatkan siapa jodoh kita. Dan siapapun orang yang dijodohkan Allah SWT untuk kita, cintailah ia dengan tulus karena Allah SWT.
Cinta Sepasang Suami Istri. Seberapa besar masalah yang dihadapi dalam rumah tangga, hadapilah dan selesaikanlah. Setelah pernikahan tak ada lagi kata "aku" satu sama lain, yang ada adalah "kita". Karena cintalah 2 hati di persatukan. Namun, bukan hanya tentang cinta tapi juga rasa tanggung jawab lah yang membuat suami-istri slalu menginginkan menjadi yang terbaik. Bahkan demi anak, sebesar apupun masalah nya dalam rumah tangga, bisa teratasi. Hingga tak ada cerai yang terucap dari mulut masing-masing.
Selain cinta yang disebutkan diatas ada cinta yang "limited edition", yang diera globalisasi seperti ini jarang kita dengar ataupun temui. Cinta yang dimaksudkan adalah Cinta Sepasang Ikhwan dan Akhwat.
Cinta Ikhwan dan Akhwat. Seorang ikhwan ataupun akhwat, mereka memegang teguh ajaran agama islam sehingga dalam prinsip hidup nya mereka tak mengenal "pacaran". Bagi yang belum tahu pasti kalian bertanya-tanya, "Lalu bagaimana proses mereka hingga menikah??" Mereka menggunakan ta'aruf sebagai perkenalan dengan pasangan sebelum pernikahan. Jarak ta'aruf hinga sampai menikah pun tidak boleh lama, lebih cepat lebih baik. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya zina. Ikhwan (lelaki) memilih si akhwat (perempuan) yang ingin ia nikahi, kemudian si akhwat lah yang akhirnya menentukan apakah ia bersedia menikah (walimahan) dengan si ikhwan atau tidak. Kebanyakan dari cinta ikhwan dan akhwat, mereka diperkenalkan oleh gurunya.
Cinta Sepasang Suami Istri. Seberapa besar masalah yang dihadapi dalam rumah tangga, hadapilah dan selesaikanlah. Setelah pernikahan tak ada lagi kata "aku" satu sama lain, yang ada adalah "kita". Karena cintalah 2 hati di persatukan. Namun, bukan hanya tentang cinta tapi juga rasa tanggung jawab lah yang membuat suami-istri slalu menginginkan menjadi yang terbaik. Bahkan demi anak, sebesar apupun masalah nya dalam rumah tangga, bisa teratasi. Hingga tak ada cerai yang terucap dari mulut masing-masing.
Selain cinta yang disebutkan diatas ada cinta yang "limited edition", yang diera globalisasi seperti ini jarang kita dengar ataupun temui. Cinta yang dimaksudkan adalah Cinta Sepasang Ikhwan dan Akhwat.
Cinta Ikhwan dan Akhwat. Seorang ikhwan ataupun akhwat, mereka memegang teguh ajaran agama islam sehingga dalam prinsip hidup nya mereka tak mengenal "pacaran". Bagi yang belum tahu pasti kalian bertanya-tanya, "Lalu bagaimana proses mereka hingga menikah??" Mereka menggunakan ta'aruf sebagai perkenalan dengan pasangan sebelum pernikahan. Jarak ta'aruf hinga sampai menikah pun tidak boleh lama, lebih cepat lebih baik. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya zina. Ikhwan (lelaki) memilih si akhwat (perempuan) yang ingin ia nikahi, kemudian si akhwat lah yang akhirnya menentukan apakah ia bersedia menikah (walimahan) dengan si ikhwan atau tidak. Kebanyakan dari cinta ikhwan dan akhwat, mereka diperkenalkan oleh gurunya.
Sekian postingan saya kali ini, maaf jika ada salah kata ataupun pandangan. Karena tulisan diatas murni adalah pendapat saya pribadi. Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Dan mohon kritik dan sarannya agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya.
Terima Kasih
No comments:
Post a Comment