Breaking News
recent

AUDIT KAS





Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994: 

· Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. 

· Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan 

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), Pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. 

Pada materi kali ini penulis akan membahas audit proses kas untuk audit atas laporan keuangan. Tujuan utama manajemen kas adalah untuk memastikan bahwa kas mencukupi dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan entitas. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk (1) mengivestasikan kelebihan kas, dan (2) bila terdapat kebutuhan akan kas, mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan. Karena sangat likuid, kas dan investasi pada umumnya merupakan area audit yang kritis. 


Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu :

· Kas di Tangan (Kas Kecil) 

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. 

· Kas di bank 

Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan diberikan secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya dari segi keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh bank kepada perusahaan. 

Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu: 

1. Metode Imprest 

Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat, karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali. 

2. Metode Fluktuasi 

Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. 

I. Jenis-Jenis Akun Kas Audit 

1. Akun Kas Umum  
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun tersebut. 

2. Akun Impres  
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres. 
3. Akun Bank Cabang  
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang. 

4. Dana Kas Kecil Impres  
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi. 

5. Setara Kas  
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas. 

II. Siklus Transaksi Kas di Bank 

Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan. Siklus ini dimulai dengan permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan atau jasa menjadi piutang usaha dan akhirnya menjadi uang tunai. 

Didalam penerimaan dan pengeluaran kas terdapat 5 siklus yang secara langsung mempunyai hubungan dengan saldo rekening kas, yaitu : 

  • ™ - Siklus pendanaan  
  • ™ - Siklus pengeluaran  
  • ™ - Siklus Investasi  
  • ™ - Siklus pendanaan  
  • ™ - Siklus Jasa jasa Personel 

Siklus produksi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan penyajian saldo rekening kas, meskipun diakui secara langsung hubungan tersebut ada. Transaksi yang mempengaruhi siklus kas mempunyai mutasi yang tinggi, hal ini dikarenakan kas yang menyangkut aktiva yang terkait dengan pengukuran nilai bersifat sangat likuid. Ini berarti resiko melekat dalam siklus ini sangat tinggi. Semakin tinggi volume transaksi yang terbentuk, maka akan meningkat pula resiko yang melekat dalam penyajian rekening kas dalam neraca. 

III. Audit Akun Kas Umum 

Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini : 

1. Salinan rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper) 
Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan penyesuian lain, seperti biaya jasa bank, dan cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong). 

2. Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan (standar bank confirmation form)  
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan ternci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi. Adapun isi konfirmasi bank antara lain sebagai berikut:  
  1.  -  Saldo tiap jenis rekening  
  2.  -  Saldo tiap jenis hutang  
  3.  - Aktiva yang dijadikan jaminan hutang
  4.  - Batasan terhadap rekening klien di bank  

3. Pisah batas rekening Koran (cut off bank statemen)  
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang merekonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank. 


IV. Prosedur berorientasi Kecurangan  

Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatatan transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang paling efektif untuk menemukan kecurangan. 
Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang lebih luas. Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan kecurangan pada akun kas adalah : 

1. Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas (Extented Bank Reconciliation Prosedur)
Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutup penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan memanipulasi unsur yang harus dirensiliasi dalam rekonsilasi bank. 

2. Pembuktian kas (Proff Of Cash) 

Pembuktian kas digunakaan untuk rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat pada buku klien dengan kas yang disetorkan atau yang dikeluarkan dari akun bank pada suatu periode tertentu. 

Pembuktian kas sering kali disebut juga sebagai pembuktian kas empat kolom. Keempat kolom terdiri atas: 

  1.  - Rekonsiliasi bank di awal periode  
  2.  - Rekonsiliasi antara kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan kas yang dicatat pada jurnal -penerimaan kas  
  3.  - Rekonsiliasi antara kas yang dikeluarkan dari akun bank dengan pengeluaran kas yang dicatat pada jurnal pengeluaran kas  
  4.  - Rekonsiliasi bank akhir periode 
  
3. Pengujian untuk kitting (Test For Kitting) 

Tehnik kitting digunakan untuk menyembunyikan adanya tindak penggelapan uang atau kelebihan kas di bank untuk saldo yang ada pada tanggal neraca. Pendekatan yang umumnya dilakukan auditor untuk pengujian kitting adalah membuat skedul transfer antar bank. Daftar transfer antar bank dibuat auditor berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan bank (bank statement), konfirmasi dari bank, serta informasi lain yang diperoleh. Tehnik kitting ini hanya mungkin terjadi pada perusahaan yang sistem pengendalian internnya lemah. Kelemahan dalam perusahaan ini ditunjukan dengan adanya pengaturan seorang individu dapat melakukan pengeluaran cek dan sekaligus mencatat pengeluaran cek tersebut. Hal ini berarti tidak ada pemisahan fungsi yang memadai terhadap deskripsi tugas para pejabat perusahaan. Kemungkinan lain terjadinya kitting adalah karena adanya kolusi diantara para pejabat yang terlibat dalam proses pengeluaran dan pencatatan transaksi kas tersebut. Dalam hal persekongkolan ini, biasanya sangat sulit dideteksi oleh pihak luar perusahaan. Usaha untuk mendeteksi kemungkinan adanya kitting adalah sebagai berikut: 

  • - Buatalah cut off bank statement, dari daftar ini akan terlihat cek yang clearing ternyata tidak cocok dengan daftar cek yang masih dalam peredaran.  
  • - Membuat cut of test, dari daftar ini akan diketahui pengeluaran terakhir sebelum tanggal neraca tidak akan dicatat dalam register cek  
  • - Siap proff of cash 
V. Transfer berorientasi Kecurangan 

Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut: 

1. Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya. 

2. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi. 

3. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas. 

4. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting. 

5. Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting. 
  
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang. 


VI. Transfer Kas secara Elektronik 

Banyak organisasi menggunakan transfer secara elektronik dimana mereka mentransfer kas antar bank, menerima tagihan tunai dari pelanggannya, membayar pemasok. Perusahaan melakukan kegiatan aktivitas penjualannya melalui e-commerce dapat menerima dana secara elektronik dari agen kartu kredit yang menyerahkan pembayaran atas nama pelanggan. Transfer secara elektronik berpotensi meningkatkan pengendalian intern dimana tidak ada uang tunai yang ditangani pegawai. Namun terdapat juga potensi resiko pencurian tunai melalui transfer kas yang tidak layak. 


VII. Audit Kas Kecil Imprest 

Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material. Kemungkinan penyalahgunaan wewenang karena karyawan klien dapat melakukan banyak transaksi kecurangan atas dana tersebut pada suatu bagian tahun. Audit kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu: 

Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material. 
1. Pengendalian Internal atas Kas Kecil  
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan. 

2. Pengujian Audit atas Kas Kecil  
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan. Prosedur dalam pengujian kas kecil adalah:  
  •  - Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran  
  •  - Memperhatikan urutan voucher kas kecil  
  •  - Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil  
  •  - Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan. 


VIII. Audit atas akun dan gaji Imprest 

Pengujian rekonsiliasi bank atas gaji dan upah dapat dilaksanakan hanya dalam beberapa menit jika ada akun gaji upah impes dan rekonsiliasi yang independen atas akun–akun seperti yang diuraikan untuk akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. 

Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar. 

Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua, jenis pengeluaran adalah homogeny.


=========
Sumber: 
Ø Bagian Dari Makalah tugas Kelompok Wardah, Dina, Lestari, dan Mutia.
Ø Id.wikipedia.org
Ø http://www.scribd.com
Unknown

Unknown

No comments:

Post a Comment

Translate

Wardah@mychocochips. Powered by Blogger.