Breaking News
recent

Aku dan Sahabat Disabilitas

Kini di era globalisasi, tekhnologi mungkin semakin canggih dan modern. Namun, rupanya belum sepenuhnya mengubah paradigma mayarakat terutama tentang kebebasan hak dari setiap individu. Hampir semua orang sibuk memikirkan hak-haknya yang tidak terpenuhi, seolah telah hilang olah rasa syukur. Tanpa menyadari bahwa ada hak orang lain yang mereka renggut.

Kenapa demikian? 
Oke, aku akan menjawabnya lewat kisah ini. Ini adalah kisah seorang sahabat masa kecil ku yang hingga kini pun masih bersahabat. Letak rumah kami yang saling berhadapan, membuat kami saling mengetahui perkembangan kami masing-masing. Sebut saja namanya Hany (nama samaran). Dia adalah seorang gadis manis, baik, ramah, suka tersenyum. Sekilas memang tak ada yang berbeda darinya. Tapi, siapa sangaka dia adalah seorang tunagrahita (sebutan untuk seorang yang memiliki daya tangkap yang lemah) .  

Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, karena itu ia tidak bisa sekolah normalnya anak-anak lainnya. Dulu ia sempat bersekolah di SDN yang sama denganku namun karena kondisinya yang tidak bisa memahami pelajaran dengan baik maka ia pun berhenti ditengah jalan. Harusnya ia masuk SLB, namun ia tak ada biaya.

Aku yang bersekolah dan ia yang hanya dirumah saja, membuat kami pun agak jarang berkomunikasi seperti dulu lagi. Meskipun begitu, masa kecilnya ia hiasi dengan kegembiraan.  Ia lebih condong untuk bermain dengan teman-teman yang usia nya jauh di bawah kami, seperti anak kecil yang belum bersekolah .  

Tahun demi tahun berlalu, hingga akhirnya dia beranjak remaja. Sikapnya yang aga aneh membuat ia  semakin dijauhi teman-temannya. Aku ingat, dulu ia sering sekali ngomong dengan kucing atau bahkan ngomong sendiri. Hal itulah yang membuat ia sering diledek, dihina atau dijauhi. Siapa pun yang melihatnya pasti empati dan merasa kasihan. Tapi, di wajah Hany tak ada rasa sedih, kesal ataupun marah. Ia hanya menunjukkan senyumnya yang manis. 

Aku sungguh salut akan kesabarannya. Biarpun sering sekali kata-kata hina atau merendahkan keluar dari mulut para tetangga, ia tetap sabar menghadapinya. Saat ia remaja, ada satu peristiwa yang paling kuingat tentangnya. Ketika ayahnya meninggal, tangisannya membuat hatiku ikut menangis. Ya, ia menjadi yatim. Sepeninggalan ayahnya, ibunya sempat menjadi burfuh cuci. Dan biaya hidupnya dibiayai oleh kakak-kakaknya.

 Kini, ketika ia berumur 20 tahun. Ia berubah menjadi seorang gadis yang manis, bertubuh montok berisi. Kebiasaannya untuk ngomong sendiri pun sudah hilang. Lucu dan lugu, itulah Hany. Meskipun cara ia berbicara aga kurang lancar alias gagap dan tidak begitu nyambung, tapi ia sungguh menghibur hati ini.

Dia sekarang menjadi buruh cuci. Namun, aku salut dengannya. Wanita yang tegar, dan tetap tersenyum meskipun keadaan tak mendukung. Hingga kini Kami masih bersahabat.

( ^ - ^ )

Lewat kisah ini aku ingin menyampaikan bahwa disabilitas juga manusia. Mereka memiliki hak untuk hidup yang layak. Jangan merenggut hak hidupnya dengan memandang rendah kepaadanya, membedakan dirinya dengan kita. Semua orang itu berbeda. punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. jadi buat apa dibandingkan?

Jadi,  jangan merasa kita paling sempurna dibandingkan yang lainnya. Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Menghina kekurangan sesama, itu sama saja menghina ciptaan Tuhan.. Menghina hanyalah pertanda akan sifat sombong kita, merasa paling hebat, merasa paling pintar, merasa paling punya segalanya. Padahal sebaliknya kita sebenarnya tak punya apapun yang pantas dibanggakan.


 Mereka, para disabilitas itu: 
 lebih HEBAT karena tetap bersyukur, sabar dan ikhlas dengan kekurangan yang ia miliki
lebih KAYA karena memiliki kaya hati untuk memaafkan mereka yang merendahkannya  .
lebih PINTAR karena pintar mengatur emosi sehingga ia terus ceria meskipun hati sering terluka


Coba bayangkan, kalau kita diposisinya. Posisi para disabilitas. Belum tentu kita bisa seperti mereka yang selalu sabar dan ikhlas. Bisa jadi kita hanya mengeluh, merengek dan menyalahkan Tuhan seolah Tuhan itu tak adil.

Okelah jangankan menjadi seorang disabilitas, menjadi diri sendiri saja pun kita sering mengeluh dengan keadaan. Bener ga? Btw aku jadi ingat dengan kalimat ini "Tuhan takkan memberikan ujian diluar kemampuann diri kita." Jadi, rasanya aku ga salah mengatakan bahwa mereka para disabilitas adalah manusia hebat. Karena disabilitas merupakan ujian yang sulit maka tak sembarang orang diberikan kepercayaan Tuhan untuk diuji dengan ujian seberat itu. Disabilitas hanya untuk mereka yang dianugerahkan Tuhan yang memiliki kemampuan hebat jika itu adalah kalian maka bersyukurlah. Percayalah, Tuhan akan menyiapkan hadiah terindah untuk kalian yang mampu melewati ujian tsb  .

Makanya jangan pernah menghina mereka. mereka juga manusia yang memiliki kelemahan sama seperti kita. Dan ingatlah di setiap kelemahan, pasti ada kelebihan. Jadi jangan berlaku sombong dengan menghina para disabilitas.


you are not alone


Buat para disabilitas.. Kalian Hebat.. Kami bangga dengan kalian. Jika aku seperti kalian, Belum tentu aku bisa sekuat kalian..


   
Unknown

Unknown

No comments:

Post a Comment

Translate

Wardah@mychocochips. Powered by Blogger.